CONFESSION OF WOMAN
Terbangun dari mimpi indah hanya gara-gara nada pesan dari hpku berdering. Biasanya aku selalu mensilent dulu hpku sebelum tidur,, aahhh kelupaan di saat mimpi-mimpi indah seperti itu. Tertawa dan bersyukur bisa mimpi indah senengnya. Oh ya kebayang mimpi semalam jadi lupa dengan pesan di hpku. Hemmmm dari siapa ya? Apa dari orang yang ada di mimpiku. Senyum-senyum sendiri kayak orang gila. Aku ambil hp dan membuka 1 pesan diterima. Ternyata itu Uni sahabatku, pasti ini balasan dari pesanku semalam, dasar dia lola banget kalau balas sms. Masak baru bales tadi. Aku kemudian mencoba membaca pesan Uni yang puanjang banget. Aku terdiam dan terkejut membaca sms itu, kenapa Uni secara frontal nggak suka dengan apa yang sudah aku lakuin. Sebegitu salahkah perbuatan itu dari sudut pandang Uni.
Keesokan harinya aku belum membalas pesan dari Uni, masih kesal dan nggak terima, masih tersimpan dengan jelas pesan darinya di otakku walaupun sudah aku hapus dari kotak masuk. Begitu frontal Uni mengungkapkan kekecewaannya terhadapku. Aku tidak marah atas apa yang telah Uni sampaikan di pesannya tapi pesannya membuatku merasa malu pada diriku sendiri. Terdiam aku dengan mengingat-ingat setiap pesan atau lebih tepatnya nasehat dari Uni. Di dalam hati Aku bersuara mengadopsi pesan Uni:
Aku menghargai kejujuran perasaannmu, tp qt brada di budaya yang menganggap wanita itu indah dan spezial, menjaga perazaan demi keindahan nama itu sangat penting bt perempuan dan keluarganya, apa yg dilakukan perempuan itu. Menentukan seberapa berharganya wanita tuk dimiliki pria, apakah dijadikan pacar, teman, teman 1 malam, pelampiasan emosi bahkan utk dijadikan istri, kalau sudah terjadi ya nggak apa buat pelajaran dan berdoa kepada Tuhan smg diberikan yg terbaik.
Dalam kegalauan aku mencoba mengerti pesan dari Uni secara positif. Apakah mengakui perasaanku terlebih dahulu itu salah? Kalaupun salah itu dari sudut pandang Uni. Uni terlalu kalem dan masih megikuti nilai-nilai tradisional, sama-sama hidup dalam kultur Jawa, yang kata Uni memandang perempuan is special. Exactly, woman is special, tapi apakah jika perempuan itu hanya ingin mengekspresikan perasaannya lantas dia tidak special?. Okelah emang nggak wajar cewek nyatain cinta dulu ke cowok, tapi kan sekarang udah zamannya internet, hello Uni.
Nggak sah dipikirin ah perkataan si Uni, bagiku sich itu wajar-wajar aja. Mungkin sebagai pribadi yang sama-sama hidup di zaman modern yang erat dengan globalisasi, Aku masih bisa menerima budaya-budaya baru daripada Uni. Kalau Uni mah masih tetap dengan identitasnya yaitu kultur Jawa. Hiiii apaan jadi bahas identitas kultural. Gara-gara Uni nich pikiranku jadi kemana-mana cuma membahas pengakuan cintaku terhadap sahabatku. Kenapa sich Uni begitu, dia kan sahabatku seharusnya dia mendukung aku tapi dia malah berkhotbah seperti itu, gara-gara malu dengan diri sendiri aku kemudian menyimpan rapat-rapat atas apa yang telah aku lakukan, aku nggak berani lagi menceritakan hal itu kepada orang lain. Kekecewaanku semakin mendalam ketika dia yang aku cintai tidak pernah merespon.
Dalam kurun waktu seminggu setelah pengakuanku itu, aku terus memandangi handphoneku, tapi tidak satupun pesan ataupun telepon yang masuk itu berasal darinya. Padahal setelah pengakuanku itu dia dah janji sama aku mau telepon aku. Kemana dia sichh…., sudah lama kita hidup berjauhan setelah dia lulus kuliah dan kembali ke tempt asalnya, sudah lama juga kita tidak pernah berjumpa. Aahhhhhhhh kesal tpi sama siapa?. Duh jangan-jangan dia sudah punya pacar atau bahkan sudah menikah. Aduh malu-maluin benar donk pengakuanku itu, benar apa kata Uni.
Aku semakin bingung dan menyesal, kalau seperti ini benar apa yang dikatakan Uni itu, lebih baik menyimpan rapat-rapat mulutku tidak usah seekspresif itu. Apa perbuatanku itu sebegitu melanggar normakah? Katanya perempuan itu ingin adanya emansipasi, salahkah aku menuntut emansipasi? Salahkah aku menyatakan ini terlebih dahulu? . Ayu kemudian bertanya atas sosok perempuan apa yang kini menjadi karakternya?. Apa harus aku menjadi seorang Kartini, aku kan bisa jadi Kartini dalam versi lain, ini zaman kan sudah beda. Kartini yang seperti apa yang seharusnya dilakukan oleh gadis di era modern sekarang? Aku bingung benar-benar bingung. Waktu tidak akan pernah kembali dan akupun hanya bisa diam meratapi semua yang telah terjadi. Tetapi aku tidak bisa begitu saja menelan mentah-mentah nasehat temanku, aku merasa setiap orang pasti punya pandangan. Personal seperti apa yang ingin aku bangun?? Kartini yang mau nurut apa kata norma atau nilai yang berlaku pada masyarakat. Sepertinya semua orang yang berada di sekelilingku masih memandang perempuan itu seperti yang diutarakan temanku. Yach apa yang dikatakan Uni itu lebih baik dan terpandang daripada yang aku lakukan. Yang aku lakukan hanyalah sebuah pilihan diantara pilihan yang benar. Seharusnya sebagai wanita yang hebat aku nggak lakuin hal serendah itu di hadapan cowok. Apalagi cowok itu adalah sahabat karibku mungkin dia sekarang bingung apa yang harus dia perbuat. Sebagai teman dia sayang sama aku dan nggak mau nyakitin aku walaupun sebenarnya di hatinya tidak ada sedikitpun perasaannya untukku. Haaaaaahhh kenapa pengakuanku itu membuat semuanya hancur. Harga diriku sudah hancur di depan matanya dan persahabatanku juga tidak akan bisa seperti dulu. Aaaahhhh my conffes is wronggg……,,,,, seharusnya aku tau itu,, sebagai wanita aku harus bisa mengendalikan emosi ini, cinta bisa diekspresikan dengan berbagai cara, kenapa caraku yang frontal merusak segalanya.
Dua minggu sudah berlalu, akupun berusaha untuk mengendalikan emosi untuk tidak menghubungi dia, walaupun sebenarnya rasa rindu ini sudah diliputi dengan banyak keraguan. Ingin rindu tapi nggak boleh demi harga diri dan mungkin kondisi seperti inilah yang terbaik. Aku nggak ingin ada belas kasihan, ketidakberdayaan dari dia yang pada akhirnya membuatku menyesal. Lebih baik dia diam seperti ini dan tidak menjawab semua pengakuanku karena dengan sikapnya ini aku tahu apa yang ada di pikirannya, yach benar kembali lagi dengan sebuah belas kasihan. Aku nggak mau cinta karena belas kasihan, ini akan sangat menyakitkan untukku dan dirinya.
Hari demi hari aku berusaha ceria walaupun hati ini masih gundah gulana mencari tahu kebenaran yang sulit terungkap. Akan segera terungkap hanya dengan menanyakan langsung kepadanya. Kenapa sampai sekarang sudah dua bulan setelah kejadian itu dia tidak pernah sekalipun menghubungiku. Kalaupun dia tidak membalas cintaku setidaknya ada jawaban dari semuanya jangan seperti ini. tapi aku sudah berjanji pada diriku aku tidak akan mengganggunya lagi, aku berpikiran bahwa sikapnya ini agar aku tidak tersakiti. Oke kalau begitu, aku kemudian menutup rapat-rapat keinginanku untuk mengetahui kebenarannya. Mencari kebenaran di masa lalu hanya akan menghambat masa depanku. Melepaskan dia berarti membebaskan dia menyembuhkan rasa sakit ini. intinya aku sekarang harus lebih sabar dan ikhlas.
Semuanya terasa lebih santai dan aku sedikit demi sedikit acuh dengan persoalanku itu. Untuk melupakan sejenak beban di hati aku segera memegang remote untuk memilih salah satu program kesayanganku. Film televisi adalah salah satu program televisi kesukaan Aku selain acara Talk Show, karena hari itu sudah siang maka hanya acara itu yang bisa Aku tonton. Kisahnya seperti kisah film-film Indonesia seperti biasanya yang mengusung cerita cinta remaja metropolis. Ayu mengomel sendirian, “ceritanya membosankan itu-itu terus, kalau nggak rebutan cowok jambak-jambakan, duh remaja-remaja sekarang pada aneh-aneh, nggak malu apa?. Dari belakang pintu ruang keluarga ibu mengomel, makanya jangan kebanyakan nonton film kamu, nanti kamu bisa kayak mereka”. Aku menjawab dari ruang televisi, “Ya nggak bakalan Bu, Aku itu nggak mungkin jambak-jambakan Cuma gara-gara cowok. Amit-amit dahhh….”. Aku kemudian terdiam, bukankah kemarin aku melakukan hal yang hampir sama dengan karakter gadis-gadis di film ini, sama nggak ya? Tapi kan aku nggak berkelahi seperti gadis-gadis itu”. Aku masih membela bahwa yang dia lakukan masih dalam batas wajar. Aahh peduli amat, daripada disimpen terus kan tuch cowok nggak tau perasaanku. Tapi…..” Ayu mulai berpikir kembali, seperti apa sich yang seharusnya aku lakukan. Toch ketika aku ungkapin hal itu, dia nggak ngasih respon apa-apa, yang ada sekarang aku malu mau hubungin dia, apalagi ketemu, kangen sichh tapi akhirnya malah berantakan. Oh God….,,, salahkah yang aku perbuat? Akhirnya nggak happy ending….malah sad love story. Kebanyakan mikir, membuat Aku tidak bisa tidur, Aku galau dan akhirnya kuputuskan untuk ambil wudhu dan segera mendirikan sholat dzhuhur. Air mata begitu saja mengalir sampai menetes ke mukenah, Ya Allah ketika berhadapan denganMu aku hanya bisa menangis dan merasa tidak berdaya, dan aku membutuhkan ketenangan jiwa dalam menghadapi hari-hariku, hari demi hari begitu sulit setelah aku lulus dan jauh dari teman-temanku, hanya kepadaMu aku bisa mencurahkan segala masalahku.
Setelah sholat aku lebih tenang dan secara sadar bahwa masalah yang aku hadapi ini lebih kecil dari Tuhankku, Tuhanku lebih besar dan aku yakin dengan cintaNya padaku aku bisa kuat, toch ini masalah kecil. Tidak semua yang aku inginkan itu langsung terkabul. Aku yakin doaku Kepada Tuhan tidak pernah ditolak karena doa mempunyai 3 arti, kalau doa itu langsung diterima, disimpan atau digantikan. Mungkin doaku masih disimpan atau akan digantikan oleh Allah dengan sesuatu yang aku butuhkan. Tuhan lebih tau apa yang aku butuhkan.
Di pagi hari Aku duduk di atas balkon rumah dan merenung di atas sinar mentari pagi yang hangat. Aku mendengarkan musik kesukaanku, haah kenapa lagu ini begitu dalam ya?. Dengerin lagu ini terasa perutku terisi kumbang-kumbang yang menari-nari di perutku sampai perut rasanya sakit. Kumbang-kumbang yang seharusnya pergi dari perutku gak kunjung keluar malah nari-nari semakin kencang. Iiihh perasaan apa ini, apa aku hanyut dengan isi yang ada di lagu ini. lagu yang cocok banget buat orang yang sedang patah hati, nggak dapat kejelasan ahh entahlah mau marah juga sama siapa. Aku nggak boleh nyalahin siapapun. Berani mengambil keputusan aku juga harus berani mengambil risiko. Risiko apapun itu diterima maupun ditolak adalah konsekuensinya. Bukankah hidupp itu penuh dengan resiko. Benar ini semua adalah proses kedewasaan, aku harus bisa melewati semua ini sebagai bagian dari evolusi di dalam hidupku. Evolusii??? Makanya perkembanganku lama banget nich untuk dewasa, tapi nggak apalah yang penting aku sudah berusaha untuk meunjukkan perubahan dalam hidupku, tentunya harus lebih baik.
Sambil mendengarkan lagu dari Pazto Ayu mulai teringat kenangan indah sekaligus pedih. Dan entah apa yang membuat Aku begitu mencintainya. Sambil mendengar lagu itu Aku bernyanyi
“Oh mengapa tak bisa dirimu yang mencintaiku tulus dan apa adanya
Aku memang bukan manusia sempurna
tapi ku layak dicinta karena ketulusan
kini biarlah waktu yang jawab semua Tanya hatiku……”
Mendengar lagu itu terasa hanyut dan Akupun hanyut lagi dalam kesedihanku, kemana semangatku ketika aku berhadapan dengan Tuhanku, aku belum sepenuhnya bangkit dan mengikhlaskan semua yang terjadi padaku.
Lelah membuatku tertidur di pagi hari di kursi atas balkon aku bermimpi. Di mimpi itu aku melihat dia menghampiriku, dia memegang tanganku erat dan tersenyum menghapus air mataku yang terjatuh. Mungkin aku begitu rindunya sehingga aku menangis melihat dia datang. Akupun terbangun dan melihat kursi yang aku tiduri bahas, mungkin basah dengan air mataku yang mengalir tadi. Itu Cuma bunga tidurku, rasanya kalau mimpi seperti itu aku tidak ingin bangun. Aku ingin tidur dan mimpi seperti itu lagi. Di mimpi itu dia tersenyum menyambut tanganku tapiitu semua Cuma bunga tidur. Just illusion…., cintaku hanyalah ilusiku saja, cinta yang hanya datang dari harapanku saja bukan datang dari keduanya. Sakit rasanya cinta sendiri, dan sampai sekarang sulit rasanya untuk mengikhlaskan semuanya. Teman yang dulu selalu ada di sisiku kini menjauh karena sebuah pengkuan cinta dari seorang sahabat wanitanya. Aku begitu mengaguminya, karena dia aku bisa menjadi seperti sekarang, aku semangat ngejalanin ini semua karena dia. Semua yang aku lakukan hanya untuk mendapat perhatiaannya. Dan sekarang aku benar-benar merasakan rindu yang sudah teramat sangat. Susah sekali diungkapkan dengan kata-kata seribu katapun tidak mampu mewakili rasa rindu ini. Yang ada sekarang Uni yang bisa memberikan motivasi dan nasehat-nasehatnya yang bijak seperti Mario Teguh.
Mungkin Uni keseringan nonton Mario Teguh ataupun mambaca buku-buku gender sehingga membentuk karakter perempuan kuat dan masih kental dengan identitas wanita Indonesia. Bergaul dengan Uni membuat aku semakin bersemangat menjadi wanita yang tangguh. Begitulah 3 bulan aku lalui sambil fokus kepada karir. Banyaknya pekerjaan yang menghadang membuatku lupa akan masalahku dengan sahabatku. Mungkin sedikit demi sedikit aku bisa melupakannya. Dan keinginan untuk mencari tentang keberadaannya sekarang sudah tidak ada lagi. Aku menjalani kesehariannku dengan bertanggung jawab penuh akan pekerjaanku. Dengan kesibukan ini aku bertekad untuk menjadi wanita yangvbisa mengkelaskan diriku sendiri.. dan aku yakin cinta itu akan datang suatu hari nanti, di hari yang tepat untukku. Aku yakin Tuhan masih menyimpan cinta itu ketika aku membutuhkanya. Sekarang Tuhan masih belum bisa memberikan cinta kepadaku maybe aku belum bisa diberi tanggung jawab tentang cinta karena aku sendiri masih belum memahami penuh arti cinta.
Cinta ….sebuah kata yang mewakili perasaan seseorang yang sedang bahagia, kenapa mesti sedih tidak mendapat balasan dari orang yang dicintai. Aku harus bangkit dan mulai mencari cinta itu. Aku yakin apa yang pernah ada di mimpiku itu akan terjadi, entah siapapun orangnya, suatu hari nanti aku pasti mendapatkannya. Hikmah yang aku dapatin dari kejadian ini belajar dari Uni dan orang-orang yang ada di sekelilingku, bahwa wanita itu benar-benar spezial dan tetaplah spezial menjaga nama baiknya, karena dengan itu laki-laki juga ak`n menghargaimu. Entah ada yang setuju ataupun tidak tapi hidup itu adalah pilihan, dan aku sekarang aku memilih untuk menjadi wanita modern yang masih kental dengan nilai-nilai budaya wanita Indonesia. Mempunyai karakter yang kuat. Wanita yang harus bangkit dari kesedihan itulah wanita yang seharusnya aku tanamkan dalam kepribadianku. Kelak jika aku dipertemukan lagi dengannya, aku akan bisa menerima kenyataan dengan lapang dada. Jika dipertemukan dengannya aku akan mengucapkan terima kasih kepada sahabatku tercinta atas apa yang kamu lakukan kamu sudah membentuk karakter yang kuat pada diriku. Karena kamu aku menjadi wanita yang lebih tangguh dan kuat. Terima kasih sahabatku, untuk mencintaimu bukanlah hal yang aku sesali karena dengan cinta aku bisa tahu apa yang harus aku lakukan di dalam hidupku. Semoga di suatu hari nanti aku diberikan kesempatan untuk berjumpa denganmu lagi dalam kondisi seperti apapun itu. I hope…. Begitulah pengakuanku, pengakuan yang tidak akan pernah aku sesali dan menjadi pelajaran berharga dalam hidupku.